-when distance separate us, and we believe in trusts and truth from
each other
Mempertahankanmu
mudah, tapi aku kesulitan mendapatkan perhatian darimu. Mempertahankanmu mudah,
tapi aku kesulitan menahan rinduku jika kamu tak membalasnya. Mempertahankanmu
mudah, tapi aku selalu tak terbagi saat kau sibuk. Mempertahankanmu mudah, tapi
aku sulit untuk mengertimu saat kita tak saling bertemu pada rindu yang sama.
Mempertahankanmu mudah, tapi aku kesulitan menerima kabar darimu. Sederhana memang
nampaknya, bahkan dilakukan dengan tak sadar. Namun, apa yang dirasakan tak
sesederhana itu.
Aku tak tahu apa yang kau kerjakan di sana, tapi aku percaya. Aku tak tahu
bagaimana hatimu di sana, tapi aku percaya. Aku tak tahu kebenaran dari setiap
kabar yang kau berikan padaku, tapi aku percaya. Aku tak merasakan secara nyata
hadirmu di sisiku, tapi aku percaya.
Tak ada yang berjalan mulus dalam hubungan jarak jauh. Tapi, tolong kuat.
Tolong. Kita bisa baik-baik saja. Bergantunglah pada mimpi dan harapan. Aku
milikmu.
@LongDistance_R
****
01 Juni 2012, bertepatan dengan hari minggu yang cerah. Ya,
minggu yang cerah itu ku awali dengan bangun jam 08.00 pagi. Masih berada
diatas tempat tidur dengan jendela yang belum terbuka, padahal burung-burung
berkicau membangunkanku. Namun, godaan karna mata yang masih mengantuk terus
merayuku. Alhasil, minggu tersebut ku lewati tanpa pergi ke Gereja. “Huaaaahhh,
ngggh..” . itulah kalimat pertama yang kuawali di minggu tersebut, sambil
bergumam dalam hati “apakah yang akan terjadi hari ini ? “ . Dan karna mama
tlah mengeluarkan omelan paginya, aku pun bergegas merapikan tempat tidurku
serta mencari hape-ku, yup barang penghilang rasa bosan dan jenuh, penyimpan
kenangan yang berharga, alat komunikasi serta penghubung terhadap dunia yang
tak kau ketahui apa yang akan terjadi dan dengan orang-orang sekitar yang belum
pernah kau temui dan pernah kau temui “twitter”
. Kata pertama yang ku update pada pagi itu adalah “Ohayou..1” . dengan masih duduk diatas tempat tidur yang
tlah ku rapikan, kembali jemari ku bermain dengan layar hape ku. Ya, mengecek timeline merupakan kegiatan yang biasa
yang dilakukan para tweeps untuk
mencari hal-hal yang menarik untuk dikomentari atau di ReTweet. Kembali mataku terpaku pada sebuah tweet seseorang yang
tlah lama ku follow, tapi entah tak pernah saling menyapa. Seminggu yang lalu
baru ku coba tuk berkomentar terhadap tweet-tweet yang dihasilkan olehnya. Dan
tahukah kalian ? tanpa ku duga dan kusadari, entah mengapa aku tertarik
padanya. Hanya sekilas pembicaraan tanpa saling memperkenalkan diri.
“ Daniell N.L
@Danieru
Ohayou mo J RT @Sesa Ohayou... “
Dan entah kenapa senyumku merekah ketika membaca balasan
tersebut yang padahal tak kutunjukkan kepadanya. Sejam kemudian ku tinggalkan
hape ku ditempat tidur tuk membantu pekerjaan rumah yang merupakan makanan
sehari-hari bagi gadis seusia-ku. Kemabali ku mainkan jari-jemari ini diatas
layar hape. Dan, apa yang ku temukan ? Ia mengganti ava-nya, tanpa berpikir
panjang langsung saja ku mention saja dia.
@Danieru itu ava-mu
foto travie/ travis mccoy ya ? :3
@sesa eh bukan, itu
foto ku sendiri.
@Danieru eh masa ?
maaf, kirain iya. Hehe, cakep loh J
@sesa engga juga kok,
tapi ma-makasih...
@Danieru haha,
sama-sama. Beneren cakep loh. Udah sini deh sama saya :P
“Udah sini deh sama saya :P” , pernyataan cinta secara tak
langsung. Ya ku lakukan hal tersebut tanpa memikirkan segalanya, ku pikir Ia
akan menolaknya karna tahu itu hanya candaan, tapi tahukan kalian jawaban yang
Ia berikan ?
@sesa haha, okay okay
:D
Ia menerimanya ? astaga, satu hal yang terbersit dalam
pikiranku.. tak pernah bertemu, pembicaraan hanya sekilas, tapi entah apa yang
Ia pikirkan tuk menerimaku. Dengan pikiran yang enteng kembali aku bergumam
“well, udah terjadi kenapa ga dicoba ?” .. entah apa yang merasuki diriku
hingga membuat “statement” seperti itu. Dan dimulai lah hari-hari ku dengan
tambahan sesuatu yang baru, ya dimulai dari hari ini. “Long Distance
Relationship” ? setidaknya pernah ku rasakan bagaimana asam, manis, pahit,
serta asinnya dalam menjalani hubungan tersebut. Tapi, entah mengapa hatiku
bagai tak jera dalam menghadapinya. Karna ku tahu bahwa aku tlah tumbuh
beranjak dewasa untuk mencerna itu semua. Kembali pagi bersinar, ku tatap
kembali layar hape ku dengan segit membaca mention darinya. Ia mengucapkan
selamat malam dan selamat tidur kemarin, karna mengetahui diriku yang tlah
tidur duluan meninggalkannya tanpa sepatah kata. Permohonan maaf pun ku ketikkan
padanya, dan Ia hanya berkata tak apa dan mengucapkan selamat pagi padaku. Kembali
senyumku merekah dibuatnya, ku jalani hari-hari sebagai “distancer2” sebagai diriku sendiri. Tanpa JAIM ataupun
kebohongan. Hari-haripun berlalu dengan begitu cepat. Tanpa ku sadari tumbuh
tunas cinta yang begitu besar padanya, kalau ditanya kenapa ? karna dia itu
baik, perhatian, lucu, lebih dewasa daripada umurnya, dan aku nyaman
bersamanya.
***
Hubungan kami pun masuk dalam tahap sebulan, entah mengapa
ada yang berbeda dari dia yang sebelumnya. Aku merasa kami mulai menjauh, ya ..
aku terus menangis tiap malam memikirkannya. Dan karna tak kuat, aku pun
memutuskan tuk berani berbicara kepadanya..
@danieru dan, bisa
kita bicara ?
@sesa ya, tentu
@danieru lewat
whatsapp ya.
@sesa of course, you
do have my number
Dengan menarik nafas panjang, ku mainkan jemari ku diatas
layar dengan tersedu-sedu.. ya aku menangisi hal yang ku alami, depresi dan
kecewa. Karna aku merindukkan dirinya yang lama, aku merasa hubunganku sangat
renggang seakan seperti tali yang hendak putus. “Tuhan, tolong jangan biarkan
yang ada dipikiranku terjadi..” jeritku dalam hati.. kami pun terhubung, ku
mulai percakapanku dengannya.
S: hm
D: Ya, mau ngomong
apa ?
S: aku merasa,
akhir-akhir ini aku sangat jauh darimu. Apakah aku berbuat salah denganmu ?
atau karna kau bosan denganku ? aku kangen masa-masa seperti dulu. Aku merasa
kau berubah. Maaf aku berbicara seperti ini, ini....ini karna aku kangen sama
kamu,,
D: tak apa, aku tak
marah.. itu artinya kau berkata jujur padaku J
. maaf karna aku sibuk sendiri dan melupakanmu. Maafkan aku ya ?
S: tapi kan aku egois
?
D: itu bukan egois
namanya. Itu kamu jujur seperti yang ku bilang barusan. Maaf ya, aku janji ga
bakal ngulang lagi J
S: iya ..
Itulah penyelesaian dari masalah kecil kami, pada dasarnya
kami mempunyai prinsip bawha masalah harus diselesaikan dalam hari itu juga.
Kenapa ? kami terpisah jarak antara Jakarta dan Pontianak, sehingga siapa yang
tahan hendak ngambek lama-lama ? dan karna hal itu juga terkadang setiap kami
bertengkar selalu aku atau dia yang memulai kata “maaf” dan mencoba saling
mengerti. Ketika kalian membaca ini hubungan kami memasuki tahap 3bulan, 3bulan
tanpa salaing bertatap muka dan hanya sebatas mendengar suara dari via telpon serta
memberi kabar melalui via twitter, kik, ataupun whatsapp. Dua hal yang
kupercayai dari hubungan ini yaitu “kepercayaan dan kejujuran”, tapi tahukah
kalian ? pertengkaran dari yang kecil hingga besar tlah kami lewati, moment
yang sangat manis ketika Ia mengucapkan selamat ulang tahun kepada ku pun tak
dapat ku lupakan. Dan.... ya, satu peristiwa yang hampir mebunuh perasaan ku
terhadapnya, Ia selingkuh dibelakangku. Sakit mengetahui kebenaran, seebnarnya
aku tlah curiga dari lama. Tapi apa daya ? ia tak mau menceritakannya sehingga
timbulah hari-hari dimana suasana sangat canggung, masalah demi masalah pun
timbul dan membuat kepala ku pusing. Entah harus ku percaya alasan yang Ia
berikan atau tidak, yang ku tahu entah kenapa aku berbuat bodoh karna melepasnya
padahal aku lebih dulu dengannya. Saat itu pun Ia mengatakan tak bisa melepasku
maupn cewe itu! Aku hanya dapat menghela nafas sambil menahan isak tangis yang
ada dalam hati. Tersayat dan bagai ditikam pisau ! ya, selama ini aku
mempercayaimya sangat mempercayainya. Dan tahukah kalian ? aku pun dengan
diperbudak cinta mash berharap kepadanya dan masih mencintainya. Sehingga baik
aku maupun dia tak dapat berbuat apa-apa, dan status ku sdan dia tetap sebagai
“pacaran” dalam arti aku sekarang yang jadi “selingkuhannya”
Ya, entah kenapa aku begitu bodoh. Tapi aku tak dapat
melepas perasaan ini, tak dapat merelakannya. Ku harap, suatu saat ... bukan!
Dalam waktu dekat ini hubungan mereka tak bertahan sehingga aku yang dapat
memilikinya dengan utuh... ya status ku bukan lagi pacaran, tapi “tunangan” ...
entah lamaran yang diajukkannya itu serius apa tidak. Ku harap Tuhan memberikan
yang terbaik bagi hidupku ini...